Road on Your Life

 


Share dari tulisan Bu Elly Risman. ... 

Pas banget waktunya untuk sama2 merenung bertepatan dengan pembagian raport anak sekolah. Jangan bebani anak dengan kewajiban harus rangking, harus juara 1, masa teman mu juara 1 kamu 10 besar aja ga bisa. Kaya nya aib banget klo anak ga juara, anak ga rangking. Malu sama anak tetangga yang selalu rangking. 


Pak, bu..come on..syarat jadi sukses bukan harus rangking 1. Selama anak suka dan senang belajar, dukung saja sesuai minat dan bakatnya. Ga perlu juara 1 atau rangking 1. Klo dapat rangking 1, anggap aja bonus. Jangan dijadikan beban ke anak. 


Thomas Alva Edison itu dianggap anak yg sangat bodoh sampai2 gurunya menolak mengajar dia dan memulangkan ia ke ibunya. Hari ini kita bisa menikmati cahaya lampu, semua karena kegigihan ibu Edison yang selalu ikhlas melatih dan mengajarinya di rumah saat tidak ada 1 sekolahpun yang mau menerimanya.


Isaac Newton sempat trauma sekolah, karena dicap anak bodoh lantaran tak pandai berhitung. Lalu ia tahu bahwa ia tak suka diperintah, ia gemar bereksperimen dan belajar sendiri, hingga sejarah mencatatnya sebagai ilmuwan abad modern. 


Belajar membesarkan anak apa arti kegagalan. Agar tahu makna belajar dari setiap kegagalan dan menghargai setiap proses perjuangan. Gagal rangking 1 jangan jadi masalah yaaaa


Tamelia

Mom of 3 kiddossss

-----


KAJIAN PARENTING


By  : Ibu Elly Risman

( Senior Psikolog dan Konsultan, UI )


Kita tidak pernah tahu, anak kita akan terlempar ke bagian bumi Allah yang mana nanti, maka izinkanlah dia belajar menyelesaikan masalahnya sendiri .


Jangan memainkan semua peran,


ya jadi ibu,

ya jadi koki,

ya jadi tukang cuci.


ya jadi ayah,

ya jadi supir,

ya jadi tukang ledeng,


Anda bukan anggota tim SAR!

Anak anda tidak dalam keadaan bahaya. Tidak ada sinyal S.O.S!

Jangan selalu memaksa untuk membantu dan memperbaiki semuanya.


#Anak mengeluh karena mainan puzzlenya tidak bisa nyambung menjadi satu, "Sini...Ayah bantu!".

#Tutup botol minum sedikit susah dibuka, "Sini...Mama saja".

#Tali sepatu sulit diikat, "Sini...Ayah ikatkan".

#Kecipratan sedikit minyak

"Sudah sini, Mama aja yang masak".

Kapan anaknya bisa? 


Kalau bala bantuan muncul tanpa adanya bencana, Apa yang terjadi ketika bencana benar2 datang?

Berikan anak2 kesempatan untuk menemukan solusi mereka sendiri.

Kemampuan menangani stress,

Menyelesaikan masalah,

dan mencari solusi,

merupakan keterampilan/skill yang wajib dimiliki.

Dan skill ini harus dilatih untuk bisa terampil,

Skill ini tidak akan muncul begitu saja hanya dengan simsalabim!

Kemampuan menyelesaikan masalah dan bertahan dalam kesulitan tanpa menyerah bisa berdampak sampai puluhan tahun ke depan.

Bukan saja bisa membuat seseorang lulus sekolah tinggi,

tapi juga lulus melewati ujian badai pernikahan dan kehidupannya kelak.

Tampaknya sepele sekarang...

Secara apalah salahnya kita bantu anak? 

Tapi jika anda segera bergegas mnyelamatkannya dari segala kesulitan, dia akan menjadi ringkih dan mudah layu.

Sakit sedikit, mengeluh.

Berantem sedikit, minta cerai.

Masalah sedikit, jadi gila.

Jika anda menghabiskan banyak waktu, perhatian, dan uang untuk IQ nya, maka habiskan pula hal yang sama untuk AQ nya.


AQ? 

Apa itu? 

ADVERSITY QUOTIENT


Menurut Paul G. Stoltz,

AQ adalah kecerdasan menghadapi kesulitan atau hambatan dan kemampuan bertahan dalam berbagai kesulitan hidup dan tantangan yang dialami.

Bukankah kecerdasan ini lebih penting daripada IQ, untuk menghadapi masalah sehari-hari? 

Perasaan mampu melewati ujian itu luar biasa nikmatnya.

Bisa menyelesaikan masalah, mulai dari hal yang sederhana sampai yang sulit, membuat diri semakin percaya bahwa meminta tolong hanya dilakukan ketika kita benar2 tidak sanggup lagi.


So, izinkanlah anak anda melewati kesulitan hidup...


Tidak masalah anak mengalami sedikit luka, sedikit menangis, sedikit kecewa, sedikit telat, dan sedikit kehujanan.

Tahan lidah, tangan dan hati dari memberikan bantuan. 

Ajari mereka menangani frustrasi.

Kalau anda selalu jadi ibu peri atau guardian angel,

Apa yang terjadi jika anda tidak bernafas lagi esok hari?

Bisa2 anak anda ikut mati.

Sulit memang untuk tidak mengintervensi,

Ketika melihat anak sendiri susah, sakit dan sedih.

Apalagi menjadi orangtua, insting pertama adalah melindungi,

Jadi melatih AQ ini adalah ujian kita sendiri juga sebagai orangtua.


Tapi sadarilah,

hidup tidaklah mudah,

masalah akan selalu ada.

Dan mereka harus bisa bertahan.

Melewati hujan, badai, dan kesulitan,

yang kadang tidak bisa dihindari.


Selamat merenung.

🌷🌷🌷

Comments

Popular posts from this blog

Kepada Tuan

Menjadi Seorang Pembelajar

Merantau Ilmu Ke Negeri Orang